BROWSING MELALUI HANDPHONE (MOBILE VERSION) KLIK DIBAWAH INI :

Rabu, 01 September 2010

CURAHAN HATI KUPU - KUPU MALAM DI MALAM RAMADHAN


Selama bulan puasa Ramadan, Pemprov DKI Jakarta menutup hampir semua tempat hiburan malam. Kebijakan penutupan tempat yang dianggap sebagai daerah maksiat ini, juga diikuti hampir disemua provinsi dan daerah lainnya di Indonesia. Hampir dipastikan, semua pekerja hiburan malam, mulai karyawan cleaning service, boy room, waitress, bartender, nona atau elsi (panggilan wanita penghibur) atau wanita pekerja seks komersial (PSK) pun dipaksa untuk dirumahkan dalam satu bulan ini.

Namun ada saja pihak pengelola hiburan malam, yang tetap buka secara sembunyi-sembunyi. Ada pula yang buka dengan mengantongi izin resmi dengan dalih sebagai fasilitas hotel untuk tamunya, termasuk tamu warga negara asing.

Abdul, sebut saja nama samaran lelaki muda yang biasa menikmati hiburan malam, penasaran keliling kota Jakarta. Maksudnya apalagi kalau bukan mencari kesempatan dalam kesempitan di bulan suci ini.

"Biasa Bang, kita cari hiburan lah. Mau ikut nggak? Cuci mata," ajaknya kepada detikcom, Minggu (29/8/2010).

Untuk kawasan Mangga Besar, Kota dan sepanjang Jalan Daan Mogot pun banyak tempat hiburan yang tiarap alias tutup. Tapi di sepanjag Jalan Gajah Mada, masih terlihat beberapa wanita yang berprofesi sebagai PSK berkumpul secara berpencar. Tidak disangka ternyata Abdul terlihat takut.

"Kenapa ngak jadi Dul?" tanya detikcom saat itu.
"Ah kan saya ngajak buat cuci mata aja. Lagian takut digerebek, Bang he he he," jawabnya diplomatis.

Setelah putar-putar kota Jakarta dan sentra hiburan malam yang tutup, tiba-tiba, Abdul melontarkan ide. "Bagaimana kalau kita ke tempat kost teman saya saja Bang. Kali ada yang bagus," katanya dengan mata berbinar.

Tanpa ba bi bu lagi, Abdul memutar kendaraan yang detikcom tumpangi ke arah Grogol, Jawa Barat. Kendaraan pun dipacu ke kost teman perempuan Abdul yang dikenalnya sebagai PSK.

Jalanan kala itu agak ramai. Maklum saat itu jam masih menunjukan pukul 21.00
WIB. Kendaraan ramai di sepanjang Hayam Wuruk, Roxi tembus ke Grogol dan Jalan Daan Mogot. Tidak lama Abdul pun membelokan mobil ke suatu gang. Mobil lantas melaju memasuki pemukiman penduduk yang rapi.

Sejurus kemudian, Abdul menghentikan mobilnya di depan rumah berpagar tinggi. Setelah turun dari kendaraan, Abdul memencet bel di samping pintu pagar. Tidak lama keluarlah seorang penjaga rumah yang menanyakan maksud kedatangan kami.

"Susan ada? Kami temannya," kata Abdul.

Sang penjaga rumah yang tak asing dengan dirinya langsung membuka pintu dan mengatakan perempuan yang dimaksud sedang ada di kamarnya. Detikcom membuntuti Abdul yang langsung masuk dan menuju lantai dua rumah.

Di lantai dua, Abdul lantas mengetuk pintu kamar dengan nomor 08. Tak lama, keluar seorang perempuan muda mengenakan mukena. Dia melongokkan kepalanya dari pintu yang terbuka untuk melihat siapa tamunya.

"Assalamualaikum," sapa Abdul.
"Waalaikumsalam, hallo apa kabarnya kok nggak bilang mau ke sini sih," jawab perempuan itu sedikit kikuk.

Abdul tak canggung mengajak detikcom masuk kamar perempuan muda yang ternyata
bernama Susan (nama samaran). Susan yang berasal dari Subang, Jawa Barat ini pun langsung membereskan mukena dan sajadah yang terbentang di lantai kamarnya.

Kamarnya terlihat apik dan resik. Semua perabotan dan barang elektronik tertata rapi. Di dinding kamar tergantung foto dirinya dan kaligrafi bertuliskan Allah Swt dan Muhammad Saw.

Sebelumnya, kepada detikcom Abdul mengatakan, Susan sudah belasan tahun bekerja sebagai PSK di salah satu diskotek di kawasan Jakarta Barat. Perempuan muda berumur 27 tahun, yang kini memiliki seorang anak berumur 12 tahun itu sempat menyatakan ingin berhenti bekerja di dunia malam. Namun, karena alasan kebutuhan ekonomi untuk menghidupi orang tuanya di kampung, ia pun merelakan menjajakan tubuhnya kepada para lelaki hidung belang.

"Mau minum kopi atau apa nih? Nggak bilang-bilang sih mau datangnya." Susan
menawarkan minuman kepada tamunya sambil tersenyum.

Setelah kami meminta dibuatkan kopi, Susan pun duduk di lantai bersama kami. Lalu ia menceritakan kesulitan menjalani pekerjaannya di bulan puasa. Padahal dia harus membayar kosan sebulan dan mengirim uang ke kampungnya, ditambah kebutuhan untuk mudik.

"Dul, sebenarnya Susan sudah capek dan ingin berhenti bekerja seperti ini. Aku sering berdoa sama Allah. Tapi karena desakan kebutuhan hidup, terpaksa aku masih menjalani ini." ujar Susan lirih.

Abdul terlihat begitu serius mendengarnya. "Sabar saja, terus saja berdoa. Jangan pernah putus meminta harapan ke Tuhan, San," hiburnya.

Susan pun menuturkan kisah hidupnya yang mungkin bagi Abdul sudah berulang-ulang kali didengarnya. Perempuan berambut sebahu itu menyatakan, tekadnya untuk berhenti dai pekerjaan yang telah lama dilakoninya dalam tempo satu tahun ini, mengingat anaknya sudah mulai besar dan akan masuk SMP pada tahun ajaran mendatang.

"Aku takut, semakin besar anak tahu pekerjaan ibunya apa. Selama ini, cuma ibu yang tahu. Kakak dan adik nggak ada yang tahu, tahunya jadi kasir di rumah makan saja. Aku terpaksa bilang ke ibu mau kerja kayak gini, karena bagaimana pun ibu harus dimintai izin dan ridhonya. Karena sepeninggal ayah nggak ada yang membiayai hidup kami lagi, biar saya juga selamat," bebernya.

"Dul, Tuhan ampuni dosa aku nggak ya? Apa ada pelacur yang diampuni Tuhan?" Tiba-tiba Susan bertanya. Setitik air matanya menyembul dari sudut matanya.

"Waduh, itu hanya urusan Allah, aku nggak bisa jawabnya. Tapi Tuhan pasti dengar doa kamu, asal kamu jangan pernah putus asa. Insya Allah," jawab Abdul.

Lalu dengan lembut Abdul menjelaskan kepada Susan bahwa pekerjaan sebagai PSK yang berhubungan dengan zina tentunya merupakan dosa yang sangat besar. Hanya saja, kalau ada hamba atau manusia menyadari kesalahan dan mau bertobat, Allah akan memberikan ganjarannya pula dengan niat baiknya itu.

Abdul kemudian menjelaskan tentang enam kejelekan perbuatan zina. Tiga kejelekan di dunia dan tiganya lagi di akhirat. Akibat di dunianya yaitu berkurangnya rezeki, terhalang dari perbuatan baik dan dibenci masyarakat.

Sementara, tiga akibat yang diderita di akhirat yaitu mendapatkan murka Allah, hisab yang sangat berat dan pasti dimasukan ke neraka. "Makanya, kata orang-orang soleh itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim untuk menyegerakan bertobat dari perbuatan zina. Karena kalau tetap dibiarkan merajalela akan mengakibatkan bala azab dan penyakit di suatu tempat. Kalau Susan mau memahami itu dan terus berusaha, serta punya tekad kuat mau berhenti, mudah-mudahan doanya dikabulkan," tutur Abdul.

Susan tertegus, kemudian terlihat menundukan kepalanya. Matanya terlihat memerah. "Ayo, mana nih teman minum kopinya. Kok nggak ada pisang gorengnya sih," kata Abdul berkata yang membuyarkan lamunan Susan. Susan hanya tertawa dan lantas keluar kamar untuk meminta penjaga rumah membeli makananan.

Tak lama kami pun pamit pulang. Susan mengantarkan kami sampai pintu gerbang. Kendaraan kami pun melaju kembali di jalanan Jakarta yang terlihat gemerlap. "Wah, tumben kamu alim begitu ngomongnya Dul? Nggak nyangka" ujar detikcom.

Abdul tersenyum. "Kan kita harus berbuat baik di bulan puasa. Kalau kita belum bisa membuat dia sadar, ya harus pelan. Jngan rusuh ha ha ha," ucapnya.

Abdul pun terus mengendarai mobil nya menembus jalanan di Jakarta yang semakin
sepi. Waktu pun semakin mendekati masuk waktu sahur. Terdengar suara merdu
alunan lagu lama dari Titiek Puspa di sebuah stasiun radio.

"Ada yang benci dirinya. Ada yang butuh dirinya. Ada yang berlutut mencintainya. Ada pula yang kejam menyiksa dirinya. Kini hidup wanita si kupu-kupu malam. Bekerja bertarung seluruh jiwa raga. Bibir senyum halus merayu memanja kepada setiap mereka yang datang...Dosakah yang dia kerjakan. Sucikah mereka yang datang. Kadang dia tersenyum dalam tangis. Kadang dia menangis di dalam senyuman. Ooo apa yang terjadi terjadilah. Yang dia tahu Tuhan menyayang umatnya. Ooo apa yang terjadi terjadilah. Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa..."
( zal / vta ) 



SUMBER KUTIPAN (kecuali gambar ilustrasi) : RAMADAN.DETIK.COM


SILAHKAN KOMENTAR ANDA....


0 KOMENTAR ANDA:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails